Selasa, 19 Oktober 2010

Psikologi Anak Luar Biasa


Dalam memahami anak luar biasa atau psikologi anak luar biasa ini diperlukan pemahaman kecacatan dan akibat-akibat dari kecacatan yang terjadi pada anak atau penderita. Pengertian cacat yaitu anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami penyimpangan baik segi fisik mental dan emosi serta sosialnya bila dibandingkan dengan anak lain yang sebaya. Sehingga menimbulkan akibat hambatan tingkah laku dalam menyesuaik
Jenis cacat meliputi :
1.      Cacat tubuh : cacat pada anggota tubuh , tangan, kaki, indra, dan urat-urat saraf yang diderita sejak lahir atau penderita CP (central palsy).
2.      Kelainan mental : kelainan pada aspek psikisnya. Misalnya inteligensinya di bawah atau di atas normal, berbakat superior genius, takut pada hal-hal tertentu, zoopbhi, cynopobi, kesulitan membaca (dyslexial) dan sebagainya.
Pengaruh cacat terhadap kehidupan seseorang itu dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
a.       Cacat sejak lahir menyebabkan fungsi otak tidak beres misalnya kelainan gerak anggota tubuh.
b.      Cacat mental, emosi dan sosialnya.
Dengan kelainan ini mempengaruhi sikap, dan tingkah lakunya dalam penyesuaian dirinya, yaitu kesukaran dalam mencari pengalaman dan pergaulan. Pengaruh kelainan yang ada pada individu tidak sama, hal ini tergantung kepribadian seseorang.
c.       Pengaruh kebudayan.
Lingkungan masyarakat besar sekali pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat seseorang. Begitu juga tingkah laku seseorang dipengaruhi pula oleh nilai-nilai tata kehidupan masyarakat. Bagaimana sikap dan hubungan pergaulan antara anggota masyarakat itu akan menentukan “kebiasaan yang dianut oleh semua anggota masyarakat”. Karena itu pemerintah dan lembaga sosial bersikap positif terhadap anak berkelainan, sehingga mempengaruhi masyarakat dan lingkungan perhatiannya terhadap anak berkelainan.


Pengaruh Kelainan Terhadap Psikologinya

Dalam awal perkembangan sensori motorik yaitu sejak adanya koordinasi gerak, maka mereka mengalami hambatan atau gangguan misalnya, bagi anak keterbelakangan mental, mereka mengalami hambatan dalam berbicara karena untuk mampu berbicara dipelukan pengertian-pengertian pengalaman hasil berfikir. Karena itu, perlu orang tua menanyakan bahwa anak yang berkelainan itu diusahakan agar dapat berlatih bergaul dengan teman-teman sebayanya di lingkungannya.
Hambatan perkembangan bagi anak berkelainan disebabkan oleh :
1.      Kurangnya pengalaman fisik dan  kuangnya belajar dari orang lain.
2.      Bagi anak berkelainan mempunyai sifat rasa rendah diri terhadap lingkungan (anak-anak normal). Begitu juga dalam kehidupan sosial anak yang normal mempunyai perasaan ideal yang lebih.
3.      Kadang-kadang cemas dan sedih sebagai tanda hilangnya keseimbangan kepribadiannya.
4.      Sifat regresi, yaitu mempunyai sifat-sifat yang menunjukan tingkah laku seperti anak-anak usia dibawahnya, egosentris terhadap apa yang menjadi tuntutannya, menarik diri dari pergaulan orang lain, bersikap melindungi diri, dan angkuh.
Kondisi Kognitif dan Motorik Anak Berkelainan.

Kehidupan individu itu tidak bisa terlepas dari lingkungannya termasuk pula anak berkelainan. Karena itu hubungan stimulus dan respons individu anak berkelainan dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari ditentukan oleh kondisi kognitif dan motorik dalam hubungannya dengan masalah belajar, pemahaman dan ingatan.

1.      Untuk mengukur kemampuan ini diperluan tes IQ (Intelegence Quotient) yang sudah dibakukan.
Misalnya : a. Tes IQ Binet Simon (Perancis)
                  b. Terman dan Merril (Amerika Serikat)
2.   Perkembangan bahasa dan kemampuan bicara mengalami hambatan.
3.   Dalam persepsi visual mengalami gangguan.

Beberapa faktor  yang menimbulkan gangguan kognitif :
1.      Yang berhubungan dengan kelainannya itu sendiri.
2.       Kurangnya pengalaman akibat latar belakang anak berkelainan.
Misalnya cacat tubuh, tuli dan hambatan perkembangan tubuh membawa pengalamannya kurang bertambah, kurang diperkaya dari kebudayaan yang ada di lingkungannya dalam keluarga yang diperhatikan atau bahkan terlalu dilindungi.
Hal ini menimbulkan kurangnya minat intelektual, bagi anak cacat fisik tidak ada gangguan kognitif, yaitu inteligensi dan kemampuannya normal. Kecuali bagi anak cacat fisik yang disertai gangguan kognisi akibat dari berfungsinya otak menimbulkan retardasi mental.
 

1 komentar:

  1. Mohon izinnya, artikel ini, akan dijadikan sumber tulisan buku yang sedang kami susun. Kami menyadurnya.

    BalasHapus